Selamat Datang di Blog Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X.4 SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan
Tingkatkan Prestasi dengan Mencintai dan Melestarikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Minggu, 13 Januari 2013

KUMPULAN PUISI ATAU PANTUN KELOMPOK V

SYUKUR
Karya : Muhammad Fathan Hizbuddin


Dialah yang telah menebarkan butir kehidupan
Agar kita dapat menghirupnya
Dialah yang telah menizinkan bangkit dari lelah
Agar indahnya fajar dapat menanti

Bersyukurlah…bersyukurlah

Kepekatan dalam jiwa
Kelumpuhan dalam asa
Itulah yang akan diratapi
Jika  hati tlah mambatu

Karena Kesombongan yang berarti
Hanya dapat menghujani reruntuhan hati & jiwa
Maka bersyukurlah…bersyukurlah
Tuk dapat menaungi manisnya hidup






IBU
Karya : Annisah Khairiyyah

Kau adalah pahlawanku
Kau adalah pejuang sejatiku
Kau adalah orang yang setia menemaniku
Disaat aku kesusahan
             9 Bulan kau membawaku dalam perut
             Tak kenal lelah dan mengeluh
             Kau berjuang unutk melahirkanku
             Dengan penuh perjuangan
Kau adalah pelita yang menerangi ku dalam kegelapan
Bagaikan embuna kesejukan
Yang selalu menyejukan hatiku
Dan bagaikan intan berlian yang berharga
             Kau adalah orang yang sabar
             Suatu hari, aku pasti membanggakanmu
             Ibu….




HARAPAN
Karya : Genta Fikri Hardiansah

Tampak rembulan kedua menyinarkan
Terang menguasai hari
Sepasang mata membuatnya tampak sempurna
Kini…
Hanya tinggal sebuah harapan
Untuk mencapai puncaknya
Tetapi puncak itu kian menjauh
Meninggalkan kehidupan




JIWA BERMAJAS CINTA
Karya : Kevin Dilapanga

sebuah rasa dalam jiwa
yang menyapa bagikan getar
bermajas dan berkedok muka
tanpa pandang bulan berbinar

persatuan jiwa dan roh hidup
menyebar bagikan cahaya redup
dalam memulai majas terkatup
coba membuka jalan tertutup

buliran air mata perjuangan
demi sebuah pencarian cinta
menggembara mendaki rasa
dalam dekapan majasnya jiwa

balutan sebuah rasa dan majasnya
telah tampak dalam khas yang beda
terpaut paras dalam kandungan jiwa
yang terpoles bayang bayang cinta




PUISI
Karya : Naufal Rahadyan Prahastya

Sebuah bunga di dalam hutan
lebih indah dari mawar
lebih wangi dari melati
tersembunyi dari pandangan mata

Dikelilingi para kupu-kupu
Dikelilingi para lebah
semua bertari dengan senangnya
di sekeliling sang bunga

Sebuah bunga dengan  keindahannya
kuingin sekali memetiknya...
tapi, akan layu jika dipetik...
karena ku tak miliki...
tempat yang pantas untuknya...





SEBUAH MEKANISME
Oleh : Steven Dwisetya

Kita hidup dari rangkaian waktu
Waktu yang memang telah diatur
Diatur sedemikian rupa olehnya
Tinggal kita yang menjalankannya

Kita yang akan menjalankannya
Kita pula yang menentukannya
Tariklah nafas dalam dalam
Jernihkanlah pikiran menyelam

Perhatikan baik baik jalan yang kau tapak
Kiri kanan ada di tangan
Depan belakang ada di kaki
Otakmulah yang akhirnya memutuskan




Karya Maulana Aldira Hariasmada

Sudah terlalu lama aku memendam cinta
Seakan dunia ini iada wanita
Tempat bersandar atau berbagi
Yang tidak pantas kita lakukan semsama lelaki
Melompat melalang di atas kabut
Menilah orang-orang akan pergi berperang
Alangkah malang nasib si bujang lapuk
Siang dana malam selalu kesepian





Karya Wahyu Siddhi Triatmojo

Hai jiwa yang tenang
Kembalilah kamu kepada tuhanmu
Dengan hati puas lagi diridhai
Maka masuklah ke dalam surgaku
Sepotong ayat yang dilantunkan
Penuh dengan duka, sedih..
Hanyalah ikhlas dan menyerahkan kepadanya
Tegar walau mendapatkan cobaan yang sulit
Disetiap pertemuan pasti ada perpisahan..



KUMPULAN PUISI ATAU PANTUN KELOMPOK IV


KUMPULAN PUISI


KEDIAMAN TAK BERPENGHUNI
Karya : Hauna Haliman

Beribu kubah memperlihatkan kebesaran-Nya
Beribu menara yang menjulang tinggi menembus angkasa
Beribu tiang yang memperkokoh keberadaannya
Beribu meter persegi tanah untuk menggelar rangkaian marmer

Menghadirkan keagungan-Nya
Memperlihatkan keindahan kediaman-Nya
Yaa... Tak terhitung banyaknya, banyak sekali..
Ku pandang disetiap sisi kampung
Mudah dicari, sulit diresapi

Masjid di kampung ku tak terhitung banyaknya
Lampu gemerlap biasa menyertai malam
Indah nan mewah...

Jumat ini masjid ku hening
Aku bingung...
Kemana mereka?
Bukan sang tokoh berdiri di depan sana?
Beri wejangan kepada kita?
Kemana dia?

Yaa.. Masjid megah tak berjamaah
Jumat ini tak ada jamaah
Karena sang tokoh tak berkhutbah
Karena khotibnya berganti jubah
Menyibukkan diri dari Dai menjadi politisi...
Dari mimbar menuju panggung politisi...




SENDIRI
Karya : Wendy Damar Wisma Trisna Bayu

Sendiri...
Sendiri kuterhanyut dalam suasana yang sepi
Sunyi....

Senyap....
Tak ada yang bersuara
sedikitpun

Sepi...
Kurasakan dalam benakku
Akan kesepian yang kurasa
Kesendirian yang mendalam
Yang tak dapat dipungkiri
dalamnya...

Kini...
Ku berada di tengah kabut malam
Kabut malam yang dingin
Ku terdiam...
Diam tak bergerak
Namun hanya terselimuti oleh kegelapan
Kegelapan yang mencekam




KARMA
Karya : Putri Aisyah

Karma...
Karma mencintai sedikit drama
Menagih bayaran untuk hal-hal yang kau lakukan
Sebelum mengubah yang positif menjadi negatif
Lebih baik kau tau sedang berhadapan dengan siapa
Apapun yang kau tempatkan diluar sana
Pasti akan kembali jua
Bulan dapat berganti
Tahun dapat bergulir
Tapi karma akan kembali




TAKDIR ANAK JALANAN
Karya : Lyona Tifani

Angin malam menusuk hingga ke tulang
Terdengar aduan gigi hampir nyaring terdengar
Saat ini rasa rongga perut melompong
Jari tangan ini ya Tuhan, yang menopang
Dan hanya dapat kutahan inginku

Ya, hari ini kurasa tak datang mujur ku
Kaleng ini, alat musik pasir ini serta suara tak mendatangkan rezeki
Inilah derita kami
Anak jalanan

Apa yang bisa kami buat? Inilah hidup kami
Tak liar tapi penuh tantangan
Berjuang dikota orang, kemampuan kamilah alat kami bertahan
Memperdengarkan suara kami, berharap orang suka
Berharap keikhlasan mereka

Andai kami bisa memohon, yang kami ingin hanya hidup layak
Tapi inilah takdir
Ya Allah, kami ikhlas asal rahmat-Mu meilngkupi kami





PUISI KECIL UNTUK MAMA
Karya : Lidya Lauren Debora
 

Tak ada kata yang dapat kurangkai dengan indah
Tak dapat ku ungkapkan dengan lisan
Kau adalah lautan kasih sayang
Kau cahaya kehidupan

Kau bagaikan pohon besar
Tempat ku berlindung ketika hujan turun deras
Kau peluk aku ketika ku sedih
Kau tunjukan jalan yang benar ketika ku kehilangan arah Kau terangiku disaat aku ada dalam kegelapan

Mama….
Tak mampu ku balas jasamu
Tak mampu ku bayar segalanya

Terimakasih Mama…
Telah hampiriku, pelukiku, Dan tawarkan bejana kebijakan natural
Yang menjauhkanku
Dari kesilapan jelaga malam





PERTANYAAN UNTUK TUHAN
Karya : Edyta Putri Sunarya

Saat angin berhembus menerpa tubuhku..
Saat kaki yang lemah ini berjalan lurus..
Kedua mata ini melihat jauh kedalam cahaya.
Kedua tangan ini telah lelah menggegam dunia.

Aku bertanya pada tuhan,
Bagaimana aku telah tumbuh?
Bagaimana takdir yang tepat untukku?
Namun, setidaknya Tuhan telah mempantaskan aku untuk tinggal.

Ketika aku baru melihat dunia ini.
Aku ingat,
Aku bertanya-tanya,
Akan jadi apa aku nantinya.

Namun,
Ketika aku telah tinggal cukup lama.
Aku justru berharap semua yang telah kulalui,
Hanya mimpi.

Hidup itu hanyalah kemunafikan besar yang tersembunyi
Bahkan saat kata-kata jujur mengiang-ngiang.
Hidup itu ternyata hanyalah sebuah proses.
Saat seseorang berjalan lurus menuju kematiannya.

Bukankah tuhan itu satu?
Kitalah yang menjadikannya ganda.
Bukankah kita semua itu seharusnya sama?
Tuhan, lalu mengapa ada perbedaan diantara kita?

Tuhan tak pernah meminta untuk disembah dengan banyak cara.
Tuhan tidak pernah meminta adanya perbedaan diantara kita.
Tuhan tidak pernah meminta kita untuk hidup menyimpang.
Tuhan, lalu kenapa semua itu ada?

Aku telah tumbuh dengan sejuta kemunafikan dunia.
Aku telah menyembah salah satu Tuhan yang kupilih.
Aku telah berjalan lurus mengikuti proses.
Tuhan, lalu kenapa aku tidak pernah merasa cukup?





KUMPULAN PANTUN


1. HAUNA HALIMAN
Melihat gadis sedang berdansa
Bersandar manis di pohon kenari
Kalau mau memimpin bangsa
Pimpin dulu diri sendiri







2. LYONA TIFANI
Ketika hendak mencari kelapa
Menemukan emas tembaga
Kalau kamu sayang mama papa
Buatlah mereka bangga







3. PUTRI AISYAH
Kalau sedang sakit campak
Jangan sampai keluar pintu
Jika kaki tak menapak
Siapa lagi selain hantu





4. LIDYA LAUREN DEBORA
Baik-baik mengirai padi

Takut mercik ke muka orang
Biar pandai menjaga diri
Takut nanti diejek orang





5. EDYTA PUTRI SUNARYA
Hujan-hujan enaknya minum kopi kapal api
Panas-panas enaknya makan roti pakai kismis
Tak tersangka melihat orang memakai topi
Setelah melihat yang memakainya cewe manis




KUMPULAN PUISI ATAU PANTUN KELOMPOK III


RASA
Karya : Viqqi Fazrianti

Rasa ,layaknya debu
Masuk tanpa perintah
Yang memasuki mata
Tak disentuh ,pedih

Lebih pedih disentuh yang lain
Semakin pedih
Tak bisa mulut ini berucap
Tentang rasa pedih itu

Sulit hilangnya
Jikalau terlalu dalam
Bantu aku menghilangkan
Rasa pedih itu

Rasa pedih seperti hati terluka
Masih tersimpan
Untuk dia ……..
Yang menganggapku angin





PERANG DARIKU, UNTUKMU
Karya : Fachri Anugrah

Awan menggumpal berlalu, langit ditantang bergeming
Bahasa tak mempan, kata tak sampai
Aku berjanji akan datang, tapi wajahmu tak peduli
Berbincang lidah kelu, memandang mata tak sampai

Hai! Bangun! Berpalinglah! Dunia tak habis di ujung wajahnya!
Berputarlah! Pandanglah aku! Aku yang kau lihat dengan ekor matamu!
Angkatlah senjatamu! Garis depan telah memanggil!
Akan kutunjukkan padamu seberapa bersungguhnya aku!

Waktu terhenti, nafas tercekat
Duniaku yang hitam-putih membaur
Habis semua, terlambat sudah
Meriam telah ditembakkan
Hujan propaganda seluas benua tak akan jadi hasil

Dia menyerang terlebih dahulu
Siapa cepat, dia dapat kata orang
Kalian berdua, aku sendiri
Dalam diam aku mengaku....

...Aku menyukaimu!!

Berperanglah! Tembakkan segala isi hatimu!
Menyesal sudah aku mengundur janji!
Aku akan membuatmu berpaling! Aku akan membuatmu melihat ke arahku!
Akan kutunjukkan padamu seberapa cintanya aku padamu!

Perang adalah cinta
Cinta adalah perang
Akan kubawa sendiri perang ini kepadamu!!







HARAPAN DALAM TANGISAN
Karya : Ayu Andika

Ku merana.. Terperangkap dalam jurang
Melawan diri tuk menemukan jalan keluar
Ku menjerit dalam kesunyian hati
Menanti sebuah uluran tangan

Tapi.. Adakah uluran tangan itu?
Dimana?!
Tak ku temukan sedikit pun
Hanya menangis berharap tuk datang

Tak pantaskah kami di sini?!
Memang aku bodoh!
Yang hanya menggantungkan diri di negri ini
Yang haus akan hak

Wahai manusia pemimpin umat
Dengarlah kami
Tengoklah kami
Tolonglah kami
Yang menjerit tersiksa melawan kerasnya hidup

Tak banyak permintaan
Hanya untuk mengisi perut kosong ini
Dan untuk masa depan yang gemilang
Membangun bersama negri yang indah ini
Indonesia..




  
Air Mata Dalam Relung Hati
Karya : Iffah Nurfaiz

Sakit raga ini…
Tak lagi kurasakan
Menjadi bagian dalam hidupku

Cahaya terang…
Seolah menjauh dariku…
Impianku dulu…
Hilang ,sirna sudah

Semua yang bisa kulakukan
Tak dapat lagi kulakukan…

Orang menganggapku aneh…
Ku berjalan bak penguin
Ku makan bak siput
Semua menggunjingku…

Menangis hati ini…

Kenapa penyakit ini memilihku?
Kenapa harus aku…

Kini…
Ku tak dapat melihat wajah mereka
Terasing dalam golongannku
Tak dapat berjalan
Menulis…
Bahkan berbicara…

Inginku berlari seperti mereka
Pergi ke sekolah
Tertawa dan bermain

Aaaa…
Kenapa aku yang dipilih?
Kenapa harus aku…

Andai waktu dapat kembali

Tolong…
Kembalikan waktu ku
Ku ingin impianku
Air mata ini memohon

Lalu…
Tetaplah berlalu
Ini tak dapat disembuhkan
Kini …
Semangati golonganku, juga orang lain
Agar terus bermimpi…

Karena kini..
Ku terbatas pada tempat tidur

Kenapa aku yang dipilih?

Kembalikan waktu ku…






PUISI KU
Karya : Farhan Helmi Alvidoansyah Siregar

Kemanapun kaki melangkah
Aku selalu mengurai doa
Kemanapun cinta merambah
Aku selalu mengurai setia
Kekasih hati tak akan melayang
Karena selalu saling percaya
Meski rindu kadang menyiksa
Aku akan selalu setia.
Biarkan saja semua menghina
Sayangku tetap hanya untukmu
Kamu dan aku akan selalu bersama





AYAH
Karya : Andari Cita Candrika

Pahlawan…
Itulah yang terpancar di mataku saat melihatmu
Melindungiku dari mara bahaya
Dengan tubuhmu yang gagah dan tegap
Tidak ada yang dapat melukaimu
 
Saat musibah datang seperti hujan di bulan Januari
Tidaklah terlihat kesedihan dimatamu
Selalu terlihat setitik senyum di bibirmu
Senyum yang mengajariku tetap tegar
Senyum yang mengajariku keindahan hidup
Senyum itu melekat pada jiwamu
 
Ayah…
Ingatkah kau saat aku membantahmu?
Ingatkah kau saat aku menyalahkanmu?
Dan ingatkah kau saat kau selalu memaafkanku?
Mengapa Ayah?
Mengapa kau memaafkanku?
Setelah sikapku yang hina
Setelah beribu-ribu perkataanmu yang kulanggar
Kau tetap berkata “Dirimu adalah anakku yang tersayang”
 
 Tidaklah terpikir olehku banyaknya pengorbananmu
Pengorbanan untuk melihatku tersenyum
Pengorbanan untuk melihatku bahagia
Kau tukar kebahagiaanmu dengan kebahagiaanku
Ayah…
Dapatkah aku membalas pengorbananmu?
 
Terlambat bagiku untuk menyadari semua ini
Sekarang kau telah tiada
Tuhan telah memanggilmu untuk berada di sisinya
Air mata ini menetes mengiringi kepergianmu
Maafkan aku ayah tidak menjadi anak yang sempurna
Maafkan aku ayah tidak dapat membanggakanmu
Maafkan aku ayah telah membuatmu kecewa
Dapatkah kau memaafkanku?
 
Tiada jawaban darimu
Hanya sebuah senyuman hangat yang melekat pada wajahmu
Senyuman terakhir yang kulihat
Namun merupakan senyuman abadi yang terindah
Terimakasih ayah..
Kau adalah pahlawan dalam hidupku




AKU CINTA AYAH
Karya : Muhammad Ilmam Taris

Telah Rapuh tulang-tulangmu
yang dahulu kau gunakan
untuk memberikan kami sesuap nasi
untuk menunaikan kewajibanmu sebagai kepala keluarga

Kini… kau berdaya lagi melakukan semuanya
kini… kau hanya mampu memberikan kami nasehat
kini… kau hanya mampu mengucapkan doa yang tulus untuk kami
untuk anak yang telah kau besarkan dengan kerja kerasmu

Ayah….
Air mata ini tak mampu membalas semuanya
semua yang kau lakukan untuk hidup kami
semua yang kau berikan kepada kami

Ayah…
Kasih sayang mu takkan mampu tergantikan orang lain
Perhatian yang kau berikan kepada kami takkan pernah kami lupakan
Walaupun kadang kami tidak mengindahkan semua yang kau berikan
Kadang kami tak pernah menghargai semua yang kau berikan

Kini, kamilah yang harus melakukan semuanya
Kamilah yang harus membalas semuanya
Kamilah yang harus memperhatikanmu…

Ayah….
Izinkanlah kami menjadi anak yang berbakti kepadamu
Anak yang tak melupakan kasih sayangmu
Izinkanlah kami untuk membahagiakanmu

Meskipun kami sadar
itu semua tidak bisa membayar semua yang telah kau berikan
dan kami sadar, nyawapun takkan mampu membalas semuanya…

Terima kasih ayah…
Kini kami menjadi orang yang mampu berdiri
kini kami mampu menjadi orang yang mandiri
kini kami mampu menapaki hidup dengan doa dan kasih sayangmu…

KUMPULAN PUISI ATAU PANTUN KELOMPOK II


KUMPULAN PUISI


JAKARTA BARU
Karya Henaria Mikha Teresa

Sekejap mata memandang
Memang kau tak terlihat biasa
Tak istimewa

Sejenak ku terpaku
Melihat senyumanmu
Sorotan kamera di sudut itu
Mengingatkan sosokmu

Jokowi....
Entah mengapa selalu kubanggakan
Kesederhanaan
Kebijaksanaan
Semua mengalir dalam satu jiwa

Tuntaskan!!
Tuntaskan segala emosi rakyat
Agungkan!!
Agungkan tanah tempat kita berpijak
Kokohkan kota ini
Menjadi awal pencerahan
Dimata dunia ~


KEJUJURAN HATI
Oleh: Hakim Abdul Aziz

Akhirnya aku mulai paham
Kejujuran akan membawaku dalam kepuasan
Kepuasan atas semua usaha
Dan setiap tetes keringat yang kuperjuangkan

Meskipun hasilnya pahit
Kuharus teguh pada diriku
Tak peduli orang akan berkata apa....
Kuhanya manusia yang penuh dengan kelemahan
Dan serba berkekurangan

Ya Allah.....
Inikah takdirMu???
Tapi mengapa Kau buat hambamu
Merasakan sakitnya dalam keterpurukan....
Dalam tiap tetes air mata hamba
Kucurahkan semua perasaan ini
Yang tak pernah bersyukur atas semua nikmatmu

Tapi hamba yakin....
Kejujuran yang Kau tanam pada hamba
Akan membawa ku pada akhir yang terbaik...~



SUARA HATI
Karya: Monica Tullia

Dengar…
Mereka bilang kita yang paling cantik
Mereka bilang kita yang paling kaya
Dengar,  suara itu makin keras

Pelankan suaramu..
Dan dengarlagi…
Mereka bilang kita paling jaya
Nan elok rupawan
Diam, dengarkan lagi
Suara itu mengecil, semakin kecil
Dan perlahan menghilang
Sekarang mereka diam, kemudian berbisik


…kalian memang cantik
Paras nan elok terpancar bak mutiara
…kalian sangat kaya
Harta melimpah bak gandum hendak dituai
Dengar dan ingat!
Cantik kan hilang karena hati tinggi
Harta kan hilang karena marak godaan
Camkan di otak, tanam di hati....~

KERINDUAN TERDALAM
Karya Khansa Anasia

Semakin berulang kali kata rindu terucap dalam benakku
Semakin aku terbangun memikirkanmu
Rasa rindu ini berkecamuk dalam sanubari
Membuat raga ini tak berdaya melawan bayang wajahmu

                                             Aku rindu
                                             Rindu akan wajahmu yang dulu bisa ku lihat tiap saat
Rindu akan canda tawamu
Rindu akan bermacam ilmu yang kau berikan kepadaku
Bahkan, aku rindu akan amarahmu

Sepi
Hampa rasanya diri ini
Tanpa sosok dirimu yang biasa menemani hari-hariku
Sosok yang rela melepas kegiatannya demi mendengar gundahan hatiku
Namun apadaya, kini sosokmu tak dapat mucul di pelupuk mataku lagi
                                                           
                                             Resah
Hatiku resah memikirkan keberadaanmu disana
Kepada siapa lagi aku mencurahkan kegundahan hatiku?
Disini, aku sendiri
Belajar ‘tuk mandiri

Kini aku harus belajar ‘tuk ikhlas
Ikhlas membiarkanmu pergi jauh
Ayah, ibu.....aku ikhlas ditinggalkan demi engkau berdua yang pergi ke tanah suci
Kakak....aku ikhlas membiarkanmu pergi jauh demi menuntut ilmu

                                                            Jauh
Dari jauh aku memandangmu
Lewat semua mata hatiku
Dari jauh aku mengkhayalkanmu
Tanpa memikirkan kata hatiku
Dari jauh, kukirim do’a untukmu
Do’a tulus, do’a tak bersyarat



Ayah, ibu
Tak banyak yang kuminta
Namun satu yang pasti kuminta
Yaitu agar kalian menjaga diri disana dan jangan mengkhawatirkan aku
Aku disini selalu baik asalkan kalian bahagia dan tersenyum
Aku tahu, kalian akan selalu tersenyum disana
Dan senyuman kalian adalah kesempurnaan hidupku

                                                            Kakak
Tak ada yang bisa ku perbuat selain mendo’akanmu
Disini, tiap nafasku berhembus, ku berdo’a untukmu
Do’a tulus dari adik kecilmu ini
Yang berharap bisa segera melihat sosokmu lagi
Saat kau kembali, menjadi seorang pengubah dunia

Tuhan
Ku mohon, kabulkan semua do’a yang kupanjatkan kepada-Mu
Tolong jaga mereka
Lindungi mereka
Karena mereka adalah orang yang paling ku sayang
Tanpa mereka, aku tak akan bisa membuat senyuman terindah di wajahku
Aku tak akan bisa mengerti apa arti hidup ini
Dan aku tak akan bisa merasakan tulusnya rasa kasih sayang selama hidupku
Ku mohon, kabulkan semua do’a yang kupanjatkan kepada-Mu
Karena mereka adalah separuh jiwaku



KUMPULAN PANTUN


1. KHANSA ANASIA
Pergi ke pantai membuang amarah
Melihat nelayan hendak berlayar
Jika ingin masa depan cerah
Rajin-rajinlah engkau belajar







2. HAKIM ABDUL AZIZ
Buah jambu tandanya CINTA
Buah duku tanda tak malu
Bagai mentari pagi yang menyala
Senangnya hatiku saat melihatmu







3. -NN-
Bunga mati sudah tak berbau
Tangkai mawar penuh berduri
Kalau kau memang kasihku
Jangan tinggalkan aku sendiri