Judul buku: Ayat-Ayat Cinta
Karangan : Habiburrahman El Shirazy
Tebal buku: 419 halaman
Penerbit: Basmala Republika
Cetakan pertama: Desember 2004
Fahri adalah seorang pemuda Indonesia yang
menuntut ilmu di di Universitas Al-Azhar, Mesir. Syarat menjadi pelajar di Universitas
Al-Azhar adalah harus dapat menghafal Alquran. Fahri yang merupakan pribadi
yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keimanan dalam agama Islam tentu saja
hafal Alquran. Nilai-nilai keimanan itulah yang dia dipraktikkan dalam
kehidupan sehari-hari. Meskipun ia tinggal di sebuah rumah susun tanpa sanak
keluarga dari Indonesia, namun dia tetap beruntung karena mengenal sebuah
keluarga yang begitu baik terhadapnya, keluarga Maria. Maria adalah seorang
gadis muda dengan mata yang indah, bulu mata yang begitu menarik, kulit yang
putih dan rambut pirang, karena seorang keturunan indo. Walaupun Maria adalah
seorang kristiani, tetapi Maria hafal beberapa surat dalam kitab suci Al-Quran.
Salah satu surat yang paling dia hafal adalah surat Maryam. Karena Maria
seorang kristiani, dia kuliah di salah satu Universitas Kristen terkemuka di
Mesir. Pertemuan Fahri dan Maria berawal ketika Fahri pindah ke sebuah rumah
satu lantai di bawah rumah Maria. Sejak itu mereka saling mengenal walaupun
mereka belum begitu akrab.
Fahri begitu kagum terhadap Maria yang selalu
menutup auratnya walaupun Maria tidak mengenakan jilbab. Selain itu, Maria
adalah gadis yang pintar, apalagi dalam hafalan Alquran-nya. Dia juga wanita
yang lembut, sopan dan sangat beretika. Suatu hari, saat Fahri tengah berada di
luar rumah susun dan berjalan hendak berangkat mengaji ke Musthafawiyah, Maria
memanggil Fahri dari kamarnya. Dia menitip jus mangga kesukaannya dengan
memberikan uang kepada Fahri lewat keranjang yang dia turunkan dari kamarnya.
Begitulah kebiasaan wanita Mesir. Ketika mereka sedang tidak ingin keluar dari
rumahnya untuk membeli sesuatu pada pedagang yang lewat, mereka menurunkan
keranjang kecil dari rumahnya yang telah berisi sejumlah uang untuk pembayaran,
lalu pedagang itu akan memberikan barang yang diinginkan oleh pembelinya.
Fahri begitu terkejut ketika dia telah selesai
mengaji seperti biasanya, Ustad Jamal ,guru mengajinya, bertanya kapan dia akan
menikah. Ustad Jamal hendak menjodohkan Fahri dengan keponakannya. Fahri diajak
untuk ta’aruf, yaitu salah satu kebiasaan di Mesir sebelum menikah, keluarga
kedua pasangan mengadakan ta’aruf(perkenalan). Fahri menyetujui untuk melakukan
ta’aruf di rumah Ustad Jamal beberapa hari kemudian.
Suatu waktu lewat tengah malam, terdengar suara
keributan dan teriakan seorang wanita di rumah susun itu. Meskipun teriakan dan
tangisan gadis itu begitu histeris, namun tak ada seorang pun yang berani
keluar rumah karena mereka tahu keributan itu berasal dari keluarga Bahadur
yang sedang menyiksa anaknya, Noura. Namun, Fahri adalah pemuda yang sangat
lembut perasaannya. Tetapi, tidak mungkin dia yang menolong Noura, karena dia
berpikir hal itu hanya akan mengundang fitnah terhadap dirinya. Akhirnya, Fahri
menghubungi Maria lewat handphone-nya dan Maria menuruti kata-kata Fahri untuk
menolong Noura dan menyembunyikan Noura di rumah temannya Maria.
Tiba saatnya dimana Fahri menyetujui untuk
melakukan ta’aruf dengan seorang wanita yang akan dijodohkannya. Fahri pergi ke
Musthafawiyah terlebih dahulu untuk bertemu dengan Ustad Jamal lalu pergi ke
rumahnya. Ketika wanita yang hendak dijodohkan dengannya masuk ke ruang tamu
Ustad Jamal, Fahri yang tengah duduk di ruangan itu langsung melihat ke arah
wanita itu. Ketika wanita tersebut membuka cadarnya, Fahri merasa kaget sekali
karena wanita itu pernah ia temui sebelumnya dikereta bawah tanah ketika suatu
saat dia pulang dari Musthafawiyah. Aisha nama wanita bercadar itu.Saat Fahri
menyetujui untuk menikah dengan Aisha dan mereka telah menetapkan tanggal
pernikahannya serta membuat undangan pernikahan. Nurul yang merupakan seorang
mahasiswi dari Indonesia dan telah mengenal Fahri cukup lama merasa sangat
sedih bahkan sikapnya terhadap Fahri berubah karena ternyata Nurul menyukai
Fahri. Di sisi lain, Fahri yang menganggap Maria sebagai sahabatnya, dia ingin
Maria dapat menghadiri pernikahannya, namun saat Fahri mendatangi rumah Maria,
rumahnya kosong, karena Maria sedang pergi ke rumah neneknya bersama
keluarganya.
Baru saja Fahri menikah beberapa waktu lalu
dengan Aisha, Fahri di tangkap oleh polisi karena penuduhan pemerkosaan
terhadap Noura. Padahal Fahri tidak pernah menyentuh Noura, walaupun hanya
sekedar berjabat tangan. Di saat itu pula Maria telah kembali ke rumahnya, dan
Maria merasa sangat sedih begitu mengetahui rumah Fahri telah kosong karena
Fahri pindah ke rumah istrinya, Aisha. Aisha yang begitu kebingungan menghadapi
permasalahan ini, dia hendak meminta bantuan Ustad Jamal untuk membebaskan
Fahri, karena Noura pernah mengirim surat kepada Fahri melewati Ustad Jamal
dimana isi surat tersebut menjelaskan mengenai semua peristiwa malam
mengenaskan saat Noura diusir dari rumah Bahadur. Namun, sayang Ustad Jamal
telah meninggal dan surat dari Noura pun tidak ditemukan oleh istri Ustad Jamal
di rumahnya. Satu-satunya saksi yang dapat membantu membebaskan Fahri saat itu
adalah Maria. Namun, Maria pun sedang terbaring koma di rumah sakit akibat
kecelakaan.Aisha yang begitu ingin membebaskan Fahri dari penjara, dia meminta
Fahri datang ke rumah sakit untuk menikahi Maria agar Maria dapat disentuh oleh
Fahri, karena Aisha tahu Fahri tidak akan berani menyentuh wanita yang bukan
muhrimnya. Fahri menolak pernikahan itu, tapi Aisha memaksanya. Akhirnya Fahri
menikahi Maria dan menemaninya dengan harapan Maria akan sadar sebelum Fahri
kembali ke penjara. Namun, Maria belum sadar-sadar juga sedangkan Fahri harus
menghadapi persidangan keesokan harinya.Saat semua saksi memberatkan Fahri
sebagai tersangka pemerkosaan terhadap Noura dan hakim akan memberikan
keputusan bahwa Fahri akan dijatuhi hukuman sesuai apa yang dituduhkan padanya,
tiba-tiba saja Maria datang bersama seorang wanita yang mendorong kursi
rodanya. Maria yang membawa bukti-bukti kuat meyakinkan hakim dan seluruh orang
yang ada di persidangan itu bahwa bukan Fahri yang melakukan perbuatan hina
itu. Kesaksian Maria tidak dapat dibantah lagi oleh Noura karena Maria adalah
orang yang menolong Noura pada malam itu, dan akhirnya Noura mengaku bahwa
Noura di suruh memfitnah Fahri oleh ayah tirinya, Bahadur,yang telah melakukan
perbuatan hina itu pada Noura.
Akhirnya, Fahri dibebaskan dari penjara dan
kesehatan Maria pun mulai membaik, juga Aisha pun sedang mengandung anak dari
Fahri.
Saat Aisha di rawat dirumah sakit karena usia
kandungannya sudah mendekati kelahiran, saat itu pula Maria dirawat di rumah
sakit karena penyakitnya yang semakin parah. Suatu malam Maria bermimpi bertemu
dengan Ibunda Maryam, sosok yang diceritakan dalam surat Maryam yang dia hafal
dan selalu di bacakan olehnya. Ketika terbangun, dia meminta agar Aisha dan
Fahri membimbingnya untuk masuk Islam, lalu Maria berwudhu dan kembali tidur.
Namun, di tidurnya yang kali ini Maria tidak bangun lagi untuk selama-lamanya.
Maria meninggal dalam keadaan Islam.
Dipublikasikan oleh:
Kelompok I Bahasa Indonesia
Kelas X.4
Anggota :
1. Agastia Irdrananda
2. Nia Sabrina Purnamasari
3. Rahma Nurmufiidah
4. Riany Marifatika
5. Ririn Ika Lestyaningrum
6. Syadza Luthfiyyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar