KUMPULAN PUISI
Karya: Agastia Irdrananda
Apa
yang kulihat?
Apa
yang kudengar?
Aku
tak tahu, sama sekali tidak tahu
Hanya
duduk diam,
jalan
tak tentu arah,
hanya
bisa merasakan sesuatu
Kulampiaskan
amarahku,
kuhancurkan
apa yang kusentuh
Kenapa?
Tak
ada yang bisa kudengar !
Tak
ada yang bisa kulihat !
Seseorang...
Tolong...
Tolong
aku...
Genggamlah
tanganku
Karena
aku, tidak ingin sendiri lagi
Dalam
kegelapan, dan kesunyian
Nutrisi
mendatangiku dari hutan padi
Nutrisi dikais engkau di hamparan jerami
Mengalir deras air di bendunganku
Menetespun enggan di sumur tuamu
Nutrisi dikais engkau di hamparan jerami
Mengalir deras air di bendunganku
Menetespun enggan di sumur tuamu
Hamparan
kain menggumpal di sekujur ragaku
Seutas benangpun tak kunjung menyelimutimu
Tubuhku kokoh seumpama baja
Tubuhmu rapuh layaknya kapas
Seutas benangpun tak kunjung menyelimutimu
Tubuhku kokoh seumpama baja
Tubuhmu rapuh layaknya kapas
Awan
empuk menemani hangatnya kegelapanku
Selembar debu menemani sunyinya kegelapanmu
Istana megah ruang kehidupanku
Hamparan koran tenda kehidupanmu
Selembar debu menemani sunyinya kegelapanmu
Istana megah ruang kehidupanku
Hamparan koran tenda kehidupanmu
Kecanggihan
waktu mengelilingi pikiranku
Keseriusan waktu mendekap jiwamu
Kulenyapkan perhiasanku tanpa duka
Kaucari sehelai daunmu penuh tawa
Keseriusan waktu mendekap jiwamu
Kulenyapkan perhiasanku tanpa duka
Kaucari sehelai daunmu penuh tawa
Hati
ini merintih
Lisanku tak mampu berkicau
Hanya air mata yang sanggup melukiskan
Terima kasih Tuhanku
Lisanku tak mampu berkicau
Hanya air mata yang sanggup melukiskan
Terima kasih Tuhanku
Syadza
Lutfiyyah
Terdengar
alunan suara merdumu
Memanggil
namaku
Terasa
indahnya kasihmu
Saat
kau dekap tubuh kecil ku ini
Tak
kurasakan gelisah dan resah
Saat
kau berada di dekatku
Oh….
Bunda kau dekap tubuh ku ini
Tubuh
anak mungil mu ini dengan penuh cinta
dan kasih
Kehangatan
yang menyelimuti jiwa dan raga ku
Sehingga
aku merasa nyaman
Tapi bunda …..
Tak ada lagi anak mungil mu ini
Yang
ada hanya kenangan ku akan semuanya
Semua
dekapan yang penuh cinta dan kasih itu
Sekarang
tak sempat lagi aku merasakan dekapan mu itu
Bahkan
tak ada lagi waktu ku untukmu
Aku
ingin bunda……..
Aku
ingin kembali di saat dulu aku selalu ada di peluk kmu
Sungguh
bunda aku ingin…….
Tapi
apa daya diri ku mengekang kenyataan ini
Anak
mungil mu ini sudah besar bunda……
Walau
aku bukan lagi anak mungil yang kau timang dulu
Tapi bunda yang tidak akan pernah berubah adalah
aku
tetap anakmu yang akan paling mencintai dan mengasihi mu
Sampai
akhir hayat ku……….
1. Ririn Ika Lestyaningrum
Buah
semangka dihinggapi parkit
Semangka
dimakan habislah jadi
Janganlah
engkau jadi kacang yang lupa akan kulit
Kembalilah
mengabdi untuk bumi pertiwi
2. Rahma Nurmufiidah
Ambilkan
paku untuk Jihan
Pakunya
kering tampak karatan
Janganlah
engkau bermalas-malasan
Agar
kelak sukses dimasa depan
3. Nia Sabrina Purnamasari
Pergi
ke sungai ciliwung
Jangan
lupa ambil batu
Dari
kecil biasa menabung
Sudah
besar tidak dibantu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar