Selamat Datang di Blog Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X.4 SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan
Tingkatkan Prestasi dengan Mencintai dan Melestarikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Minggu, 13 Januari 2013

KUMPULAN PUISI ATAU PANTUN KELOMPOK III


RASA
Karya : Viqqi Fazrianti

Rasa ,layaknya debu
Masuk tanpa perintah
Yang memasuki mata
Tak disentuh ,pedih

Lebih pedih disentuh yang lain
Semakin pedih
Tak bisa mulut ini berucap
Tentang rasa pedih itu

Sulit hilangnya
Jikalau terlalu dalam
Bantu aku menghilangkan
Rasa pedih itu

Rasa pedih seperti hati terluka
Masih tersimpan
Untuk dia ……..
Yang menganggapku angin





PERANG DARIKU, UNTUKMU
Karya : Fachri Anugrah

Awan menggumpal berlalu, langit ditantang bergeming
Bahasa tak mempan, kata tak sampai
Aku berjanji akan datang, tapi wajahmu tak peduli
Berbincang lidah kelu, memandang mata tak sampai

Hai! Bangun! Berpalinglah! Dunia tak habis di ujung wajahnya!
Berputarlah! Pandanglah aku! Aku yang kau lihat dengan ekor matamu!
Angkatlah senjatamu! Garis depan telah memanggil!
Akan kutunjukkan padamu seberapa bersungguhnya aku!

Waktu terhenti, nafas tercekat
Duniaku yang hitam-putih membaur
Habis semua, terlambat sudah
Meriam telah ditembakkan
Hujan propaganda seluas benua tak akan jadi hasil

Dia menyerang terlebih dahulu
Siapa cepat, dia dapat kata orang
Kalian berdua, aku sendiri
Dalam diam aku mengaku....

...Aku menyukaimu!!

Berperanglah! Tembakkan segala isi hatimu!
Menyesal sudah aku mengundur janji!
Aku akan membuatmu berpaling! Aku akan membuatmu melihat ke arahku!
Akan kutunjukkan padamu seberapa cintanya aku padamu!

Perang adalah cinta
Cinta adalah perang
Akan kubawa sendiri perang ini kepadamu!!







HARAPAN DALAM TANGISAN
Karya : Ayu Andika

Ku merana.. Terperangkap dalam jurang
Melawan diri tuk menemukan jalan keluar
Ku menjerit dalam kesunyian hati
Menanti sebuah uluran tangan

Tapi.. Adakah uluran tangan itu?
Dimana?!
Tak ku temukan sedikit pun
Hanya menangis berharap tuk datang

Tak pantaskah kami di sini?!
Memang aku bodoh!
Yang hanya menggantungkan diri di negri ini
Yang haus akan hak

Wahai manusia pemimpin umat
Dengarlah kami
Tengoklah kami
Tolonglah kami
Yang menjerit tersiksa melawan kerasnya hidup

Tak banyak permintaan
Hanya untuk mengisi perut kosong ini
Dan untuk masa depan yang gemilang
Membangun bersama negri yang indah ini
Indonesia..




  
Air Mata Dalam Relung Hati
Karya : Iffah Nurfaiz

Sakit raga ini…
Tak lagi kurasakan
Menjadi bagian dalam hidupku

Cahaya terang…
Seolah menjauh dariku…
Impianku dulu…
Hilang ,sirna sudah

Semua yang bisa kulakukan
Tak dapat lagi kulakukan…

Orang menganggapku aneh…
Ku berjalan bak penguin
Ku makan bak siput
Semua menggunjingku…

Menangis hati ini…

Kenapa penyakit ini memilihku?
Kenapa harus aku…

Kini…
Ku tak dapat melihat wajah mereka
Terasing dalam golongannku
Tak dapat berjalan
Menulis…
Bahkan berbicara…

Inginku berlari seperti mereka
Pergi ke sekolah
Tertawa dan bermain

Aaaa…
Kenapa aku yang dipilih?
Kenapa harus aku…

Andai waktu dapat kembali

Tolong…
Kembalikan waktu ku
Ku ingin impianku
Air mata ini memohon

Lalu…
Tetaplah berlalu
Ini tak dapat disembuhkan
Kini …
Semangati golonganku, juga orang lain
Agar terus bermimpi…

Karena kini..
Ku terbatas pada tempat tidur

Kenapa aku yang dipilih?

Kembalikan waktu ku…






PUISI KU
Karya : Farhan Helmi Alvidoansyah Siregar

Kemanapun kaki melangkah
Aku selalu mengurai doa
Kemanapun cinta merambah
Aku selalu mengurai setia
Kekasih hati tak akan melayang
Karena selalu saling percaya
Meski rindu kadang menyiksa
Aku akan selalu setia.
Biarkan saja semua menghina
Sayangku tetap hanya untukmu
Kamu dan aku akan selalu bersama





AYAH
Karya : Andari Cita Candrika

Pahlawan…
Itulah yang terpancar di mataku saat melihatmu
Melindungiku dari mara bahaya
Dengan tubuhmu yang gagah dan tegap
Tidak ada yang dapat melukaimu
 
Saat musibah datang seperti hujan di bulan Januari
Tidaklah terlihat kesedihan dimatamu
Selalu terlihat setitik senyum di bibirmu
Senyum yang mengajariku tetap tegar
Senyum yang mengajariku keindahan hidup
Senyum itu melekat pada jiwamu
 
Ayah…
Ingatkah kau saat aku membantahmu?
Ingatkah kau saat aku menyalahkanmu?
Dan ingatkah kau saat kau selalu memaafkanku?
Mengapa Ayah?
Mengapa kau memaafkanku?
Setelah sikapku yang hina
Setelah beribu-ribu perkataanmu yang kulanggar
Kau tetap berkata “Dirimu adalah anakku yang tersayang”
 
 Tidaklah terpikir olehku banyaknya pengorbananmu
Pengorbanan untuk melihatku tersenyum
Pengorbanan untuk melihatku bahagia
Kau tukar kebahagiaanmu dengan kebahagiaanku
Ayah…
Dapatkah aku membalas pengorbananmu?
 
Terlambat bagiku untuk menyadari semua ini
Sekarang kau telah tiada
Tuhan telah memanggilmu untuk berada di sisinya
Air mata ini menetes mengiringi kepergianmu
Maafkan aku ayah tidak menjadi anak yang sempurna
Maafkan aku ayah tidak dapat membanggakanmu
Maafkan aku ayah telah membuatmu kecewa
Dapatkah kau memaafkanku?
 
Tiada jawaban darimu
Hanya sebuah senyuman hangat yang melekat pada wajahmu
Senyuman terakhir yang kulihat
Namun merupakan senyuman abadi yang terindah
Terimakasih ayah..
Kau adalah pahlawan dalam hidupku




AKU CINTA AYAH
Karya : Muhammad Ilmam Taris

Telah Rapuh tulang-tulangmu
yang dahulu kau gunakan
untuk memberikan kami sesuap nasi
untuk menunaikan kewajibanmu sebagai kepala keluarga

Kini… kau berdaya lagi melakukan semuanya
kini… kau hanya mampu memberikan kami nasehat
kini… kau hanya mampu mengucapkan doa yang tulus untuk kami
untuk anak yang telah kau besarkan dengan kerja kerasmu

Ayah….
Air mata ini tak mampu membalas semuanya
semua yang kau lakukan untuk hidup kami
semua yang kau berikan kepada kami

Ayah…
Kasih sayang mu takkan mampu tergantikan orang lain
Perhatian yang kau berikan kepada kami takkan pernah kami lupakan
Walaupun kadang kami tidak mengindahkan semua yang kau berikan
Kadang kami tak pernah menghargai semua yang kau berikan

Kini, kamilah yang harus melakukan semuanya
Kamilah yang harus membalas semuanya
Kamilah yang harus memperhatikanmu…

Ayah….
Izinkanlah kami menjadi anak yang berbakti kepadamu
Anak yang tak melupakan kasih sayangmu
Izinkanlah kami untuk membahagiakanmu

Meskipun kami sadar
itu semua tidak bisa membayar semua yang telah kau berikan
dan kami sadar, nyawapun takkan mampu membalas semuanya…

Terima kasih ayah…
Kini kami menjadi orang yang mampu berdiri
kini kami mampu menjadi orang yang mandiri
kini kami mampu menapaki hidup dengan doa dan kasih sayangmu…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar